Parameter Bahagia
Seorang anak bisa tertawa
kegirangan saat dapat menangkap kupu-kupu yang dikejarnya.
Seorang ibu tersenyum penuh
haru melihat putri kecilnya tumbuh sehat dan menggembirakan.
Seorang kutu buku atau game
seolah bisa mati dengan tenang saat mendapatkan koleksi buku/game yang
diinginkannya beserta tanda tangan pembuatnya.
Seorang CEO perusahaan akan
merasa senang jika perusahaan yang dipimpinnya aapt menjadi unicorn nomer satu
di dunia.
Atau seorang koki seperti
Jiro Ono yang merasa senang walau hanya membuat sushi saja.
Pertanyaannya,
kenapa orang bahagia karena hal yang berbeda?
Bahagia-
satu kata penuh makna, beragam dimensi, ribuan parameter, tak terbayang
banyaknya cerita.
Ilustrasi
yang saya tulis di atas, hanya serpihan kecil dari ratusan cerita di luar sana
dengan kategori yang sama, yakni bahagia. Banyak orang mengekspresikan kata
bahagia dengan berbagai cara. Entah dalam tulisan ataupun sudah cukup dengan
perbuatan. Ada yang senang saat publikasi, ada pula yang dengan senang hati menjauhi
ribuan mata yang ingin memuji. Tertawa karena bertemu idola yang dirindu
setengah mati, atau beryukur tiada henti karena minum secangkir kopi di pagi
hari tanpa gangguan sana sini. Semua sama, sedang bahagia.
Orang-orang
boleh memilihi sekena mereka, ingin bahagia berbagai cara entah materi, fisik, spiritual
atau bahkan semuanya, sah-sah saja. Menurut pandangan yang beredar, banyak yang
mendefiniskan kalau sudah punya banyak materi, tentu saja mentalnya pun akan
bahagia. Ada pula yang mneolak keras, terpenuhi materi tak terbatas belum tentu
bahagia mentalnya, toh orang kalau dah sakit bakal merelakan seluruh
hartanya asal bisa bersama dengan orang
yang disayangi. Nggak ada yang tau pasti bagaimana mendeskripsikan kata
“bahagia” kecuali orang yang benar benar merasakannya tanpa terganggu sisi yang
mana yang diambil.
Jujur,
walaupun saya menulis tentang parameter bahagia, belum tentu saya tau makna
bahagia sebenarnya. Terkadang saya bahagia, saat keluarga saya kumpul di rumah
tanpa ada kendala apapun, tau kadang saat saya bisa menikmati teh bersama buku
yang saya sukai bisa juga menonton serial drama yang menarik perhatian saya,
bahkan saya senang ketika bermain dengan kucing gemas saya. See? Nggak ada yang
tau pasti makna bahagia.
Setiap
orang pasti akan pernah merasakan bahagia entah bagaimana bentuknya. Sekecil
apapun, sedikit waktu pun, orang pernah merasa bahagia setidaknya sekali dalam
hidupnya. Mungkin ada diantara kalian yang pernah merasa “Aku nggak pantas
bahagia,” tapi tetap saja kita punya hati yang tak dapat kita pungkiri
perasaannya, walau kita enggan sekalipun. Ingat baik-baik kapan kamu pernah
merasakan bahagia versimu, bagaimana kenangannya, mengapa kau begitu bahagia
dan bagaimana reaksimu saat bahagia itu datang kepadamu. Ingat dan kenanglah
maka ia akan menjadi pelipur lara paling hebat di dunia mengalahkan tempat
hiburan terbaik di dunia.
Dunia modern yang kita tinggali saat ini membuat kita bertanya tanya bagaimana bentuk sejati dari bahagia dan memang pada kenyataannya sosok bahagia tidak terbatas pada satu sisi kehidupan saja. Kebahagiaan bisa berasal dari masing-masing individu bagaimana men-define kata bahagia itu. eskipun pada umumnya orang mengatakan bahwa irang yang bahagia pasti telah menyelesaikan masalah finansialnya, a.k.a financial freedom. Ditambah lagi masih banyak orang yang beranggapan semakin banyak barang yag dapat ia beli apa saja yang diinginkannya maka ia dikatakan telah mencapai level bahagia or we called it maximalism. again i said, keberadaan makhluk abstrak bernama bahagia memang tidak dapat diketahui secara pasti. semua ini membutuhkan latihan dan kesabaran yang banyak untuk dapat menemukan kebahagiaan sejati bukan semu belaka.
Semua
punya rival di dunia, begitupun dnegan kata bahagia. Banyak yang ingin
menjauhkan kita dari bahagia. Rasa khawatir, takut kehilangan, penolakan, dan
lain sebagainya. Mereka terus menyerang agar orang-orang nggak merasa bahagia
selam hidupnya, sengsara lah tujuannya. Lalu bagaimana kita melawannya? Carilah
kebahagian itu, sesulit apapun, pasti akan ada celahnya, sekecil apapun pasti
dapat diperbesarkan dengan usaha kita. Ibnu Qayyim pernah berpesan “Jangan
merusak kebahagian yang kamu miliki dengan rasa khawatir.” Percayalah, kita
semua butuh bahagia, bahkan manusia paling bejat sekalipun.
Bagaiamana
kita mengekspresikan bahagia?
Semua-orang-punya-caranya-masing-masing
Seperti
yang kita ketahui, ada banyak cara mengungkapkan rasa bahagia pada diri kita,
ada yang cukup dalam hati, tapi ada juga yang harus diungkapkan ke khalayak
umum agar semua orang dapat merasakannya juga. Tapi saya penganut, kalau saya
sendiri sudah bahagia kenapa harus diumbar? Mungkin sebagian besar orang
memilih untuk mengekpresikan rasa yang ada di hatinya di dalam media social,
baik instagram, twitter atau sekadar story whatsapp. Saya juga pernah posting
di status, tapi lebih sering dipendam aja. Mungkin saya takut membuat orang iri
dengan kebahagian yang saya dapat. Sungguh jangan jika begitu. Saya menyukai
pesan Tere Liye berikut.
Terakhir,
saya ingin mengingatkan kita semua terkhusus saya sendiri untuk terus mencari
kebahagiaan dalam hidup ini, agar dapat memaknai hidup yang singkat ini
sedemikian adanya. as always, stay happy and love u all guys!
Buku
yang saya rekomendasikan:
The
Book Ikigai- Ken Mogi, Ph.D
Filosofi
Teras- Henry Manampiring
atau kalian bisa lihat artikel berikut
https://medium.com/@joshuashawnmichaelhehe/what-is-happiness-c68562220300
Posting Komentar untuk "Parameter Bahagia"