Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berakhlak Pada Air-The True Power of Water



As I promise to myself that I will and must read a book per week, I decide to get a book calledThe True Power of Water”.  Ternyata baca buku yang tingkatnya sedikit lebih berat dari roman picisan juga nggak sulit - membosankan amat. Awalnya nggak minat, tapi yak arena emang buku yang cukup ringan tinggal itu sih. Okay, lanjut ke sebuah pertanyaan, Kenapa kita harus berakhlak pada air?
Kita semua tahu lah kalo manfaat air buat kehidupan tuh banyak banget, mulai dari minum makhluk di dunia, pengobatan, kebersihan, dll. Lengkap deh . Tapi terkadang kenyamanan yang telah diberikan oleh air kepada kita dalam hal ketersediaan, kandungan air, hingga dianggap sebagai holy waternya manusia membuat kita terlena dalam suatu delusi bahwa air cuma sekedar alat penunjang kebutuhan kita, sampai kita lupa cara bersyukur atas kehadirannya.
Pernah dan seringkali kita memanfaatkan air tanpa menunjukkan terima kasih kita kepada mereka. Inilah kebiasaan yang keliru dan harus kita benarkan. Oleh karena itu kawan, mari kita membenahi kebiasaan kita terhadap air agar ia akan selalu hadir dalam hidup kita dengan sebaik-baik kemanfaatan.

Semua ini berawal dari ketertarikan Dr. Masaru Emoto terhadap perilaku air atas dampak yang telah kita timbulkan. Masaru Emoto telah membuktikan bahwa air yang diberi respon positif termasuk doa, akan menghasilkan bentuk heksagonal yang indah. penelitian ini dilakukan bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi. Masaru dan Kazuya berhasil mendapatkan foto Kristal air dengan membekukan air pada suhu -25oC dan menggunakan lata foto berkecepatan tinggi. Lalu, ditelitilah air dengan menggunakan respon kata-kata, gambar, serta suara. Ternyata air membentuk Kristal heksagonal paling indah jika diberikan kata “cinta dan terima kasih”. Kemudian air tidak membentuk apapun bahkan kacau ketika diberi kata “kamu Bodoh”.
kalau air saja begitu, apalagi manusia?

Kita Adalah Air

Kita semua telah mengetahui bahwa 70% kandungan dalam tubuh manusia dewasa terdiri dari air. Sehingga jelas kalau manusia akan berperilaku sesuai dengan pengaruh kualitas air yang diminumnya. Pada konsep terbentuknya manusia, telur yang dibuahi mengandung 96% air. Setelah lahir , seorang bayi  80% tubuhnya adalah air hingga mentok pada 70% pada tubuh manusia dewasa. so, again manusia adalah air.
Jika kita tidak menghargai air, otomatis kita tidak menghargai diri sendiri dong?
Air adalah sumber kehidupan, begitulah hal-hal yang selalu di suarakan oleh orang-orang jaman dahulu bahkan hingga kini dalam bentuk iklan di media social. Mengapa demikian? Kita dapat mengatakan awal kehidupan manusia dimulai dari air dan berakhir pada air. Fetus yang berkembang dalam Rahim seorang ibu menggambarkan proses evolusi diri kita-yang berasal dari “Laut” hingga terbentuk manusia. Cairan amnion dalam kandunga ibu mempunyai komponen yang mirip dengan komponen yang ada pada laut. Selanjutnya, fetus menunggu waktu kelahirannya dalam “lautan” di rahim Ibu dengan bernafas melalui plasenta. Di Jepang, ketika seseorang meninggal, bibir seseorang itu dibasahi menggunakan air lewat bola kapas atau daun pohon Shikimi. hidup manusia berkutat dengan air.  Kebiasaan ini didasari pemahaman bahwa air merupakan sumber kehidupan (Masaru Emoto, 2006:18)

Bagaimana Perilaku Air Atas Akhlak Kita Kepadanya?

Karena kualitas air bergantung pada informasi yang diterimanya, maka kita harus menggunakan informasi yang baik sehingga ia akan menerima dan membentuk kualitas yang indah. Bagi air, kata “Cinta dan Terima Kasih” merupakan penghargaan paling indah yang ia terima. Jika informasi yang diterima air baik, maka konsekuensinya pikiran dan tubuh kita akan sehat. Namun, jika kita menggunakan air yang telah diberi informasi yang buruk maka tubuh dan pikiran kita lebih mudah sakit.


Bagaimana Berakhlak Pada Air?

Sudah sepatutnya kita mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada air dengan berkahlak baik padanya. Misalnya, dengan menghemat penggunaan air, berdoa sebelum minum atau mandi, tidak membuang sampah ke air, dan lain sebagainya. sudahkah kita melakukannya?

the last, saya ingin kita semua mulai berbenah diri, agar bisa hidup selaras dengan alam kembali. Tak peduli seberapa jauh kita telah menyakiti alam, putar arah sekarang dan mulai untuk bersahabat dengan alam. Love from me to all of you.


Identitas Buku
Judul : The True Power of Water/ Mizu No Maryoku-Kokor To Karada No Uoutta Hiiringu (judul asli)
Penulis : Masaru Emoto
Penerjemah : Azam Translator
Pengantar : KH. Abdullah Gymnastiar
Penerbit : MQ Publishing
Tahun Terbit : cetakan v, Agustus 2006
Rating : 4,8/5




Posting Komentar untuk "Berakhlak Pada Air-The True Power of Water"